Anda pernah mendengar nama Bukit Batu Daya? Atau berkunjung ke kawasan ini? Bukit yang berlokasi di perbatasan antara Kecamatan Laur dan Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, Kabupaten Ketapang ini menjadi salah satu pesona alam Indonesia yang ada di Kalimantan Barat. Selain indah, Batu Daya menyimpan segudang potensi wisata dengan mitos dan kearifan lokal masyarakat sekitarnya.
Bukit Batu Daya salah satu tempat wisata alam yang populer di Kalimantan Barat. Tempat ini sering dikunjungi oleh para pecinta panjat tebing. Bentuk bukit ini sangat indah dan begitu kokoh. Kawasan wisata hits ini berada ditengah perkebunan kelapa sawit yang menghijau, Banyak yang mengenal tempat ini sebagai Bukit Onta. Dikarenakan bentuknya juga menyerupai bentuk punuk dari hewan onta.
Namun banyak sungai-sungai kecil yang berada di daerah ini sudah mulai berkurang debitnya. Disebut sebagai “Bukit Batu Daya” dikarenakan salah satu objek wisata di Kalimantan Barat ini bisa memperdaya pandangan mata Anda. Alasannya jika dilihat dari sisi yang berbeda maka bentuknya akan senantiasa berubah. Sehingga ini juga yang menjadi keunikannya.
Sejak dulu, gunung ini dikeramatkan oleh warga sekitar. Konon, bentuk Bukit Batu Daya berubah-ubah sesuai dari sisi mana yang dilihatnya. Kadang mirip Kura-kura, kadang juga mirip Punggung Onta. Bukit yang letaknya berdekatan dengan Gunung Palung ini termasuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Memiliki ketinggian 958 meter di atas permukaan laut, bukit ini begitu digemari para pencinta alam.
Bukit Batu Daya dikategorikan sebagai salah satu tebing terbesar di Kalimantan Barat selain Bukit Kelam. Selain besar dan tinggi, wisata bukit ini juga indah dan menawan dengan bentuknya yang unik. Bukit yang sebagian memiliki tebing di sisi selatan ini terdiri dari 3 bagian batu yang memiliki bentuk yang berbeda-beda. Batu terbesar yang merupakan bagian punuk unta diberi nama Batu Daya.
Batu kedua yang berada di belakang Batu Daya disebut Kuang Kande. Terakhir bagian kepala unta diberi nama Belah Hulu dengan ketinggian sekitar 400-700 mdpt. Meskipun bukit ini masuk dalam kawasan Hutan Lindung Kabupaten Ketapang, hampir sekeliling bukit sudah tidak ada hutan. Hanya sawit-sawit yang terlihat sejauh mata memandang. Hutan di sini semakin gundul.
Jika Anda tertarik pergi ke tempat wisata ini, Anda bisa melalui dua rute perjalanan. Rute air dan darat. Jalur darat dapat ditempuh sekitar 8 jam dari Kota Pontianak. Sementara jalur air melalui pelabuhan kapal klotok di Rasau Jaya. Waktu tempuhnya sekitar 12 jam. Tiba di Teluk Melano, perjalanan dilanjutkan menggunakan sepeda boat kurang lebih 45 menit perjalanan menyusuri Sungai Matan. Tiba di Desa Matan, Anda masih harus menyusuri jalan tanah perkebunan. Anda juga bisa menumpang atau carter truk yang kebetulan melintas di lahan perkebunan.
Setiap tahun di Bukit Batu Daya selalu diadakan ritual oleh masyarakat sekitar. Mereka meyakini bahwa Bukit wisata di Ketapang ini merupakan bukit keramat. Masyarakat juga sering menggelar ritual untuk melestarikan warisan budaya yang telah ditinggalkan nenek moyang.
Menikmati keindahan alam yang ada di Bukit Batu Daya dengan cara mengeksplor dan mendaki memang menjadi sebuah pilihan yang tepat. Namun, kamu harus memperhatikan keselamatan saat mendaki atau saat melakukan panjat tebing, karena bukit ini sangat terjal jadi kamu harus berhati-hati. Jangan lupa untuk menikmati keindahannya dan abadikan momennya.
0 Komentar