Tips Berhemat Saat Traveling Antar Negara


Camping.my.id - Halo Sobat Camping! Siapa sih yang nggak mau berhemat saat traveling? Apalagi ketika Sobat Camping bepergian ke luar negeri, salah satu cara paling efektif untuk mengurangi biaya perjalanan adalah dengan menggunakan transportasi umum seperti bus malam antar negara. Tapi, terkadang rencana berhemat bisa berbalik menjadi bumerang kalau tidak hati-hati.

Kali ini, aku akan berbagi cerita pengalaman seru—dan cukup menegangkan—saat mencoba naik bus malam dari Milan ke Brussels, yang ternyata malah lebih mahal daripada naik pesawat. Yuk, simak kisahnya agar Sobat Camping bisa belajar dari pengalaman ini dan menghindari kesalahan yang sama.


Kenapa Bus Malam Jadi Pilihan?

Sobat Camping mungkin sering berpikir, "Naik bus malam pasti lebih hemat, kan?" Memang benar, ide untuk bepergian antar negara dengan bus malam terdengar sangat menggiurkan. Selain tiketnya yang relatif murah, Sobat Camping juga bisa menghemat biaya penginapan. Bayangkan, tidur di perjalanan tanpa harus membayar hotel dan sampai ke tujuan keesokan harinya dengan segar.

Itulah yang kupikirkan waktu memutuskan untuk naik bus malam dari Milan, Italia, menuju Brussels, Belgia. Bus yang kupilih berangkat dari Terminal Bus Lampugnano, salah satu terminal terbesar di Milan. Jadwal busnya ideal untuk perjalanan malam, dengan harapan aku bisa tidur nyenyak dan tiba di Brussels pada pagi hari.


Hal Tak Terduga di Luxembourg

Perjalanan awalnya berjalan lancar, bus melaju dengan tenang melewati kota-kota di Eropa. Pagi harinya, bus tiba di Luxembourg, sebuah negara kecil tapi indah yang berada di antara Belgia, Prancis, dan Jerman. Pada saat itu, bus berhenti untuk istirahat, dan pengemudi memberi tahu penumpang bahwa kami punya waktu 10 menit untuk beristirahat. Tentu saja, kesempatan ini langsung kugunakan untuk jalan-jalan sebentar, foto-foto, dan menikmati suasana kota.

Tapi Sobat Camping, siapa sangka, di sinilah petualangan menegangkan dimulai. Setelah kembali ke tempat bus berhenti, aku menyadari sesuatu yang mengejutkan: bus sudah pergi! Dan bukan hanya aku yang tertinggal, ternyata ada dua penumpang lain yang juga mengalami nasib yang sama. Salah satunya adalah seorang pria dari Italia, dan yang lainnya seorang perempuan dari Belarus.


Tas Koper yang Tertinggal di Bus

Syukurlah, aku membawa tas kecil berisi paspor dan dompet saat turun dari bus. Bisa Sobat Camping bayangkan jika paspor dan dompetku tertinggal di bus? Pasti situasinya akan jauh lebih rumit. Tas koperku, sayangnya, tetap berada di dalam bus yang sudah melaju entah ke mana. Sampai sekarang, sudah enam tahun berlalu, dan koper tersebut masih belum kembali padaku.

Bagi Sobat Camping yang sering bepergian, satu hal yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah: selalu bawa barang-barang penting seperti paspor, uang, dan tiket di tas kecil yang mudah dibawa. Jangan pernah meninggalkannya di dalam koper, terutama saat bepergian jauh, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selama perjalanan.


Baca juga: Petualangan Seru ke Uzbekistan, Menjelajah Sejarah dan Kebudayaan Asia Tengah


Mencari Solusi di Tengah Jalan Bebas Hambatan

Nah, sekarang masalahnya adalah kami bertiga tertinggal di tempat yang sangat sepi, di pinggir jalan bebas hambatan di Luxembourg. Tidak ada transportasi lokal seperti bus atau kereta yang bisa kami tumpangi. Satu-satunya opsi adalah mencari tumpangan, tapi ternyata mencari tumpangan untuk tiga orang tidaklah mudah. Setelah mencoba berkali-kali dan tidak berhasil, kami pun memutuskan untuk menghubungi taksi.

Inilah pelajaran penting lainnya, Sobat Camping: pastikan selalu ada rencana cadangan, terutama jika Sobat Camping bepergian ke tempat-tempat yang tidak terlalu ramai. Jangan sepenuhnya mengandalkan transportasi umum, dan selalu siapkan kontak taksi atau layanan transportasi lainnya sebagai opsi darurat.


Biaya Taksi yang Luar Biasa Mahal

Setelah berhasil menghubungi taksi, kami pun terkejut dengan biayanya. Biaya taksi dari tempat kami tertinggal hingga ke Brussels mencapai sekitar Rp 3 juta per orang. Luar biasa, kan? Biaya ini tentu jauh lebih mahal dibandingkan tiket bus atau bahkan tiket pesawat! Apalagi, teman perempuan dari Belarus yang tertinggal bersama kami tidak membawa uang, sehingga aku dan teman dari Italia harus patungan untuk membayar semuanya.

Meskipun akhirnya kami sampai di Brussels dengan selamat, pengalaman ini benar-benar membuatku sadar bahwa rencana berhemat tidak selalu berjalan sesuai harapan. Jadi, Sobat Camping, jangan lupa untuk selalu mengecek dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, termasuk jadwal keberangkatan dan kepulangan.


Pelajaran Penting yang Bisa Dipetik

Dari pengalaman ini, ada beberapa pelajaran yang bisa Sobat Camping ambil untuk menghindari kejadian serupa ketika bepergian ke luar negeri:

Selalu perhatikan waktu istirahat dan berhenti bus

Jika bus berhenti untuk istirahat, pastikan Sobat Camping tidak terlalu jauh dari bus dan selalu perhatikan waktu. Jangan terlalu asyik berjalan-jalan sehingga lupa waktu. Meskipun diberi tahu ada waktu 10 menit, lebih baik kembali ke bus lebih awal untuk menghindari kejadian tertinggal.

Bawa barang-barang penting di tas kecil

Paspor, dompet, ponsel, dan barang-barang penting lainnya sebaiknya selalu dibawa di tas kecil yang bisa Sobat Camping bawa saat turun dari bus atau transportasi umum. Dengan begitu, jika terjadi hal-hal tak terduga, Sobat Camping masih punya akses ke dokumen dan uang yang dibutuhkan.

Siapkan rencana cadangan

Selalu siap dengan rencana cadangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin Sobat Camping bisa menyimpan nomor taksi atau layanan transportasi lainnya di negara yang dikunjungi. Selain itu, pastikan juga Sobat Camping selalu punya akses ke uang tunai, karena tidak semua tempat menerima pembayaran kartu.

Jangan terlalu berhemat

Kadang, mencoba berhemat dengan memilih transportasi murah justru bisa menjadi lebih mahal jika terjadi masalah di tengah jalan. Pertimbangkan semua opsi dan hitung risiko yang mungkin terjadi. Sobat Camping juga bisa membandingkan antara tiket pesawat dan bus sebelum membuat keputusan akhir.

Traveling bersama teman

Salah satu hal positif dari kejadian ini adalah aku tidak tertinggal sendirian. Ada dua teman lainnya yang juga tertinggal, sehingga kami bisa bersama-sama mencari solusi. Jadi, jika memungkinkan, bepergian dengan teman atau keluarga bisa membuat situasi darurat lebih mudah dihadapi.


Akhir Kata

Sobat Camping, traveling memang selalu penuh dengan petualangan dan kejutan. Terkadang, kejutan itu bisa menyenangkan, tetapi ada kalanya juga menegangkan seperti pengalaman tertinggal bus ini. Yang terpenting adalah selalu bersiap menghadapi segala kemungkinan dan tetap tenang dalam situasi darurat.

Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran bagi Sobat Camping yang berencana untuk bepergian antar negara, terutama menggunakan transportasi umum seperti bus. Jangan lupa, persiapan yang matang adalah kunci untuk perjalanan yang lancar dan menyenangkan.

Selamat berpetualang, Sobat Camping!